.
Film
ini bercerita tentang perjuangan hidup Chris Gardner yang merupakan
seorang tunawisma yang akhirnya menjadi seorang pialang saham yang
sukses dan kaya. Film ini merupakan film yang memberikan inspirasi
bahwa keadaan seseorang bisa di ubah asalkan orang tersebut mau bekerja
keras, disiplin dan dapat dipercaya. Dan yang paling penting adalah
orang tersebut tidak menyerah walaupun keadaan sangat teramat sulit dan
rasanya secara logika sangat mustahil untuk keluar dari kesulitan
hidup, dan tetap percaya bahwa keadaan bisa diubah dan mimpipun bisa
dicapai, karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.. Selain dalam hal
kegigihan untuk mengubah keadaan hidup atau mencapai mimpi, film ini
juga memberikan pesan moral yang baik bagaimana Chris Gardner tidak
jatuh dalam perilaku mengasihani diri sendiri ketika istrinya
meninggalkan dia dan juga ketika dia kehilangan rumahnya dan harus
tinggal di jalan. Chris Gardner juga merupakan seorang Ayah yang
bertanggung jawab dan baik bagi putranya, karena di dalam keadaannya
sebagai tuna wisma Chris Gardner tidak meninggalkan anaknya dan tetap
bertanggung jawab sebagai orang tua dan memberikan yang terbaik untuk
anaknya walaupun dengan keterbatasan yang dia miliki, suatu hal yang
patut dicontoh bagi para Ayah..
Sinopsis
Cerita film ini dimulai pada tahun 1981 di San Francisco, California.
Chris Gardner (Will Smith) dan Linda (Thandie Newton) hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak
mereka yang berusia 5 tahun, Christopher (Jaden Smith). Chris adalah seorang salesman
yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise dengan menjual scanner tulang (Bone Density Scanner)
portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari
X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa
harganya terlalu mahal. Linda( Thandie Newton), istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah
laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari
bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang
semakin menumpuk. Keadaan diperparah lagi oleh kebiasaan Chris yang memarkir
mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil
Chris akhirnya disita. Puncaknya, Karena tidak tahan dan tidak kuat menjalani hidup seperti itu akhirnya Linda pergi ke New York City. meninggalkan Chris dan anaknya. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.
Kisah menakjubkan
dari kehidupan Gardner diterbitkan sebagai otobiografi, The
Pursuit of Happyness, pada bulan Mei 2006, dan menjadi buku terlaris no. 1
di New York Times dan Washington Post selama lebih dari 20 minggu dan telah diterjemahkan
ke dalam lebih dari tiga puluh bahasa. Kisah hidup Gardner ini juga menjadi
inspirasi untuk film "The Pursuit
of Happyness", yang dirilis oleh Columbia Pictures pada
bulan Desember 2006, dimana aktor Will Smith berperan sebagai Chris Gardner dan menerima nominasi Academy Award, Golden
Globe dan Screen Actors Guild untuk penampilannya. Sementara Chris Gardner sendiri adalah associate
producer di film tersebut.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Pertemuan Chris dengan orang yang membawa Ferari merah tersebut membuat Chris terinpirasi dan bertekat untuk mengubah kehidupannya. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham dan dia mencoba melamar di sebuah perusahaan sekuritas Dean Witter Reynolds. Perusahaan tersebut menawarkan magang selama 6 bulan untuk bisa menjadi calon Pialang Saham. Setelah 6 bulan magang, perusahaan tersebut hanya memilih 1 orang peserta magang terbaik dari 30 orang peserta yang mengikuti magang tersebut, dan peserta yang terbaik akan diterima menjadi karyawan / pialang saham di perusahaan tersebut. Dan selama 6 bulan masa magang, perusahaan tidak memberikan gaji apapun.
Chris menerima
tawaran magang tanpa dibayar tersebut Dalam masa
magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia
diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari
ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur
di rumah singgah Glide Memorial Chruch.
Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan
kamar, kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar
karena itu Chris berusaha untuk tiba di tempat penampungan atau rumah
singgah tersebut sebelum jam 5 agar dia dan anaknya mendapat tempat
untuk menginap.
Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugasnya dengan tekun, tanpa mengeluh dan berusaha menjadi peserta magang yang terbaik agar dia bisa mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds. Selama masa 6 bulan itu Chris benar-benar bekerja keras mulai dari bekerja di kantor, mengantar dan menjemput anaknya dari tempat penitipan anak untuk mengantri di rumah singgah, malamnya Chris masih harus memperbaiki alat medis yang masih tersisa yang belum bisa dijual karena rusak, yang akhirnya alat tersebut bisa diperbaiki dan dijual dan uang hasil penjualan membuat mereka menginap di hotel hanya untuk malam itu.
Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugasnya dengan tekun, tanpa mengeluh dan berusaha menjadi peserta magang yang terbaik agar dia bisa mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds. Selama masa 6 bulan itu Chris benar-benar bekerja keras mulai dari bekerja di kantor, mengantar dan menjemput anaknya dari tempat penitipan anak untuk mengantri di rumah singgah, malamnya Chris masih harus memperbaiki alat medis yang masih tersisa yang belum bisa dijual karena rusak, yang akhirnya alat tersebut bisa diperbaiki dan dijual dan uang hasil penjualan membuat mereka menginap di hotel hanya untuk malam itu.
Setelah melewati berbagai macam kesulitan selama 6 bulan akhirnya Chris berhasil menjadi peserta magang terbaik dan diterima
bekerja di Dean Witter Reynolds.
Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan
pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian
kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.
Bagi yang belum menonton film The Pursuit of Happyness dapat
mendownload film tersebut dengan subtitle indonesia, klik saja link di
bawah ini.
Download The pursuit of happyness
sutitle indo The Pursuit of Happyness
Download The pursuit of happyness
sutitle indo The Pursuit of Happyness
sumber: wikipedia dan beberapa sumber lain